Kamis, November 29

Rasulullah Hijrah




                Setelah ada ketetapan yg bulat untuk menghabisi Nabi Saw, Jibril turun kepada beliau membawa wahyu dari Allah, seraya mengabarkan persekongkokolan Quraisy dan bahwa Allah sudah mengizinkan beliau untuk pergi serta menetapkan waktu hijrah, seraya berkata, “Janganlah engkau tidur di tempat tidurmu mala mini seperti biasanya.
                Pada tengah hari Nabi Saw menemui Abu Bakar ra agar menyertainya dalam hijrah. Abu Bakar berkata, “Demi ayah dan ibuku menjadi jaminannya. Demi Allah, beliau tdk menemuiku pada saat2 seperti ini kecuali krn ada urusan penting.” Setelah tiba di depan rumah Abu Bakar, beliau meminta izin, beliau meminta izin, lalu masuk rumah setelah Abu Bakar mengizinkannya. Rasulullah Saw bersabda kepada Abu Bakar, Pergilah dari tempatmu ini.”
                “Ini suatu kehendak yg justru bisa mengakibatkan kematian. Demi ayahku menjadi jaminanmu wahai Rasulullah,” kata Abu Bakar.
                Beliau bersabda, “Aku sudah diizinkan pergi.”
                “Demi ayahku menjadi jaminanmu wahai Rasulullah, apakah aku harus menyertai engkau?”  tanya Abu Bakar. “Ya” jawab Rasulullah Saw.
                Setelah merancang langkah2 untuk hijrah, maka beliau kembali lagi ke rumahnya, menunggu datangnya malam.

Pengepungan Rumah Rasulullah
            Siang itu para pemuka Quraisy membuat persiapan untuk melaksanakan rencana yg sudah ditetapkan Parlemen Makkah di Darun-Nadwah pada pagi harinya. Untuk melaksanakan rencana ini, ditunjuk 11 org terkemuka di antara mereka, yaitu:
  1.  Abu Jahal bin Hisyam
  2.  Al-Hakam bin Abul-Ash 
  3. Uqbah bin Abu Mu’aith
  4.  An-Nadhr bin A-Harits 
  5. Umayyah bin Khalaf 
  6. Zam’ah bin Al-Aswad 
  7. Thu’aimah bin Ady
  8.  Abu Lahab
  9.  Ubay bin Khalaf 
  10. Nubih bin Al-Hajjaj 
  11. Munabbih bin Al-Hajjaj

Ibnu Ishaq menuturkan, “Pada permulaan malam itu mereka berkumpul di depan pintu rumah beliau, mengintip saat beliau sedang tidur lalu siap menghampirinya”
Mereka sangat yakin rencana ini bisa berjalan mulus, sehingga Abu Jahl berdiri dengan pongah dan sombong. Dengan sinis dia berkata kepada rekan2-nya yg mengepung rumah beliau, “Sesungguhnya Muhammad pernah berkata bahwa jika kalian mengikuti agamanya, maka kalian akan menjadi raja bagi bangsa Arab dan non Arab, kemudian kalian akan dibangkitkan lagi setelah mati, lalu di sana ada taman2 seperti taman di Yordan. Jika kalian tdk melaksanakannya, maka kalianlah yg akan mati, kemudian kalian dibangkitkan setelah itu, dan di sana ada api yg membakar kalian.”
                “Dan (ingatlah), ketika orang2 kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakan atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya itu, dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Al-Anfal:30)

Rasulullah Meninggalkan Rumah
            Sekalipun orang2 Quraisy sudah mempersiapkan secara matang untuk melaksanakan rencana mereka, tetap saja mereka gagal total. Pada saat2 yg krisis itu Rasulullah Saw bersabda kepada Ali bi Abi Thalib, “Tidurlah di atas tempat tidurku, berselimutlah dengan mantelku warna hijau yg berasal dari Hadhramaut ini. Tidurlah dengan berselimut mantel itu. Sesungguhnya engkau tetap akan aman dari gangguan mereka yg engkau khawatirkan.” Biasanya Rasulullah Saw berselimut mantel itu ketika tidur.
                Kemudian Rasulullah Saw keluar rumah menyibak kepungan mereka. Beliau memungut segenggam pasir dan menaburkannya ke kepala mereka. Sesungguhnya Allah telah membutakan mereka, sehingga mereka tdk bisa melihat beliau.
                “Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup mata mereka sehingga mereka tdk dapat melihat.” (Yasin:9)
                Orang2 yg mengepung rumah beliau terus menunggu saat yg sudah direncanakan. Namun sebelum itu sudah ada tanda2 kegagalan rencana tersebut. Saat itu ada seorang laki2 yg tdk termasuk kelompok mereka, medatangi mereka seraya berkata,”Apa yg kalian tunggu?”
                “Muhammad” jawab mereka.
                “Kalian kecele. Demi Allah, dia telah melewati kalian sambil meninggalkan pasir di kepala kalian, lalu dia pergi untuk keperluannya.”
                “Demi Allah, kami tidak melihatnya,” kata mereka sembari bangkit dan membersihkan pasir dari kepala.
                Dari celah pintu mereka mengintip  ke dalam rumah, dan menangkap sesosok tubuh yg sdg tidur (Ali). Mereka berkata, “Demi Allah itu Muhammad sedang tidur berselimut mantelnya.” Ali bangkit dari tempat tidur dan langsung dikepung. Mereka bertanya keberadaan Muhammad Ali menjawab, “Aku tdk tahu.”

Pindah dari Rumah ke Gua
            Rasulullah Saw meninggalkan rumah pada malam hari tgl 27 Shafar pada tahun 14 dari nubuwah menuju rumah rekan sejatinya, Abu Bakar ra, lalu mereka berdua meninggalkan rumah dari pintu belakang utk keluar Makkah secara tergesa-gesa sebelum fajar menyingsing.
                Rasulullah Saw menyadari sepenuhnya bahwa orang2 Quraisy akan mencarinya mati2-an, dan jalur satu2-nya yg mereka perkirakan adalah jalur utama ke Madinah yg mengarah ke Utara. Beliau justru mengambil jalur yg berbeda, yaitu jalur yg mengarah ke Yaman, dari Makkah kea rah Selatan. Ini merupakan jalan yg menanjak, sulit dan berat, banyak bebatuan besar yg harus dilewati. Beliau tdk megenakan alas kaki, bahkan ada yg menuturkan  bahwa beliau berjalan dgn menjinjit agar tdk meninggalkan bekas telapak kaki.
                Sesampai di mulut gua, Abu Bakar berkata, “Demi Allah, janganlah engkau masuk ke dalamnya sebelum aku masuk terlebih dahulu. Jika di dalam ada sesuatu yg tdk beres, biarlah aku yg terkena, asal tdk mengenai engkau” Setelah semuanya dirasa aman,  Abu Bakar berkata pada Rasulullah, “Masuklah!” Maka beliau pun masuk ke dalam gua. Setelah mengambil tempat di dalam gua, beliau merebahkan kepala di atas pangkuan Abu Bakar dan tertidur. Tiba2 Abu Bakar disengat hewan dari lubangnya. Namun dia tdk berani bergerak, karena takut akan menggangu tidurnya Rasulullah Saw. Dengan menahan rasa sakit, air matanya menetes ke wajah beliau.
                “Apa yg terjadi denganmu wahai Abu Bakar?” Tanya beliau.
                Abu Bakar menjawab, “Demi ayah dan ibuku menjadi jaminanmu, aku digigit binatang.”
                Rasulullah Saw meludahi bagian yg digigit sehingga hilang rasa sakitnya.
                Sementara orang2 Quraisy seperti kehilangan akal setelah pagi harinya kehilangan jejak Rasulullah Saw. Pertama yg mereka lakukan adalah memukuli Ali dan menyeretnya ke dekat Ka’bah serta menahannya dengan harapan bisa mengorek keterangan darinya. Karena mereka tdk mendapat keterangan apapun dari Ali, mereka segera pergi ke rumah Abu Bakar. Mereka menggedor pintu rumahnya. Asma binti Abu Bakar menemui mereka di ambang pintu.
“Mana ayahmu?” Tanya mereka
“Demi Allah, aku tidak tahu dimana ayahku berada,” jawabnya.
Abu Jahal langsung mengangkat tangannya dan menampar pipi Asma hingga anting2-nya terlepas.
                Lewat pertemuan yg singkat dan cepat mereka memutuskan untuk menggunakan segala cara yg mungkin dilakukan untuk menemukan Rasulullah Saw dan Abu Bakar ra. Di setiap jalur Makkah ditempatkan beberapa penjaga dengan dibekali senjata yg lengkap, dan siapapun yg membawa beliau kepada orang2 Quraisy dlm keadaan hidup ataupun mati akan diberikan hadiah 100 ekor onta.
                Di sinilah terjadi mukjizat yg dianugerahkan Allah kepada Nabi-Nya Akhirnya para pencari itu kembali, padahal jarak antara mereka dan beliau hanya beberapa langkah kaki saja.

Perjalanan ke Madinah
            Tatkala usaha pencarian sudah mulai mengendor dan setelah tiga hari gejolak orang2 Quraisy sudah menurun, tanpa membawa hasil apapun, Rasulullah Saw dan rekannya bersiap2 untuk pergi ke Madinah. Selanjutnya, Rasulullah Saw berangkat bersama Abu Bakar dan Amir bin Fuhairah. Abdullah bin Uraiqith yg menjadi penunjuk jalan mengambil jalan pesisir.
                Jalan yg pertama kali ditempuh adalah ke arah selatan menuju Yaman, baru setelah itu mengarah ke barat menuju pesisir, hingga setelah tiba di jalan yg tdk biasa dilalui orang, perjalanan di arahkan ke utara di dekat pesisir laut merah.
                Ibnu Ishaq telah menyebutkan tempat2 yg dilalui Rasulullah Saw dalam perjalanan ini Dia berkata, Tatkala penunjuk jalan pergi bersama mereka berdua, dia mengambil jalan di bagian dataran Makkah yg rendah, menuju ke daerah pesisir laut hingga tiba di Usfan, terus melewati dataran rendah Amaj. Abdullah bin Uraiqith meminta izin untuk jalan yg hendak dilalui. Maka dia terus menuntun perjalanan setelah diberi izin untuk melewati Qudaid. Perjalanan diteruskan melewati Al-Harrar, Tsaniyyatul-Marrah, Liqfa, Madlajah Liqf, Madlajah Majah, Marhij Mahaj, Marjih Dzil-Ghadhawain, Dzi Kasyr, Al-Jadajid, Al-Ajrad, Dzu Salam, Madlajah Ti’hin, Al-Ababid, Al-Fajjah, Al Arj, Tsniyyatul-A’ir dari arah kanan Rakubah, Ri’m, lalu tiba di Quba’.
Berada di Quba’
            Pada hari Senin tanggal 8 Rabi’ul-Awwal tahun ke-14 dari nubuwah atau tahun pertama dari Hijrah, bertepatan dengan tanggal 23 Sep 622M, Rasulullah Saw tiba di Quba’.
                Ibnul-Qayyim berkata, “Aku mendengar suara hiruk-pikuk dan takbir di kalangan Bani Amr bin Auf. Orang2 muslim bertakbir karena gembira atas kedatangan beliau. Mereka pun keluar untuk menyongsong dan menyambut dengan ucapan selamat atas nubuwah beliau, lalu mereka bergerombol di sekeliling beliau. Beliau diam dengan tenang, krn wahyu turun kepada beliau,
                “Sesungguhnya Allah adalah pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang2 Mukmin yg baik dan selain dari itu malaikat2 adalah penolongnya pula” (At-Tahrim:4)
                Rasulullah Saw berada di Quba’ di rumah Kultsum bin Al-Hidm. Sementara itu, Ali bin Abu Thalib berada di Makkah selama tiga hari, untuk menyelesaikan urusan Rasulullah dengan orang seperti yg dipesankan beliau.
                Rasulullah berada di Quba’ selama 4 hari, yaitu Senin, Selasa, Rabu dan Kamis. Di sana beliau membangun mesjid Quba’ dan shalat di dalamnya. Inilah mesjid pertama yg didirikan atas dasar takwa setelah nubuwah. Pada hari Jum’at, beliau melanjutkan perjalanan , dan Abu bakar membonceng di belakang beliau.

Memasuki Madinah
            Seusai shalat Jum’at, Nabi Saw memasuki Madinah Sejak saat itulah Yatsrib dinamakan Madinatur-Rasul Saw, yg kemudian disingkat Madinah saja. Ini adalah hari yg sangat monumental. Semua rumah dan jalan ramai dgn suara tahmid dan taqdis.
                Sekalipun orang Anshar bukan termasuk orang2 yg sangat kaya, tapi setiap orang di antara mereka berharap agar Rasulullah singgah di rumahnya. Tapi Onta terus berjalan hingga tiba di suatu tempat yg sekarang ini menjadi mesjid Nabawy. Tempat itu berada di Bani An-Najjar, yg masih terhitung  paman  beliau. Berkat taufik Allah, beliau memang lebih senang singgah di tempat paman2-nya, dengan begitu beliau bisa memuliakan mereka.
                Aisyah berkata, “Tatkala Rasulullah Saw sudah tiba di Madinah, sementara Abu bakar dan Bilal merintih kesakitan, aku segera menemui keduanya dan bertanya, “Wahai ayah, bagaimana keadaanmu? Wahai Bilal, bagaimana keadaanmu?”
                Biasanya jika Abu Bakar terkena demam, maka dia menjawab dengan sebuah syair,
                “Kala pagi setiap orang bisa berkumpul dengan keluarga namun kematian lebih dekat daripada tali terompahnya.”
                Aisyah berkata, “Lalu aku mendatangi Rasulullah Saw dan keadaanya itu. Maka beliau bersabda, Ya Allah, buatlah kami mencintai Madinah ini seperti cinta kami kepada Makkah bahkan lebih banyak lagi. Sebarkanlah kesehatan di Madinah, berkahilah ukuran dan timbangannya, singkirkanlah sakit demamnya dan sisakanlah air padanya.s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar