Al-Bukhary meriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah
SAW bersabda, “ Kemarilah dan berbaitlah
kalian kepadaku untuk tidak menyekutukan sesuatu pun dengan Allah, tdk mencuri,
tdk berzina, tdk membunuh anak2 sendiri, tdk akan berbuat dosa yg kalian
ada-adakan antara tangan dan kaki kalian, tdk mendurhakaiku dlm urusan yg baik.
Barang siapa diantara kalian menepatinya, maka pahalanya ada pada Allah. Barang
siapa mengambil sesuatu dari yg demikian ini, lalu dia disiksa di dunia, maka
itu merupakan ampunan dosa baginya, dan barang siapa mengambil sesuatu dari yg
demikian itu lalu Allah menutupinya, maka urusannya terserah Allah. Jika
menghendaki Dia menyiksanya dan jika menghendaki Dia akan mengampuninya. Setelah
baiat itu terlaksana secara sempurna,
maka dikirimlah duta pertama ke Yatsrib yaitu Mush’ab bin Umair Al-Abdary.
Suatu
hari As’ad bin Zurarah pergi bersama Mush’ab dengan tujuan perkampungan Bani
Abdul-Asyhal dan Bani Zhafar. Mereka
memasuki kebun milik Bani Zhafar lalu duduk di dekat sumur Maraq. Beberapa
orang yg sdh masuk Islam berkumpul disekeliling mereka. Sementara saat itu Sa’d
bin Mu’adz dan Usaid bin Hudhair yang menjadi pemimpin kaum Bani Al-Asyhal
masih musyrik. Ketika keduanya mendengar kedatangan As’ad bin Zurarah dan
Mush’ab, Sa’d berkata kepada Usaid, “Pergilah dan temuilah dua orang yg dtg
untuk membodohi orang yg lemah diantara kita. Hardiklah dan halangi mereka
berdua agar tidak mendatangi perkampungan kita.”
Setelah
tiba di depan keduanya, beliau berdiri dengan wajah yg muram. Usaid berkata,
“Apa yg kalian bawa kepada kami? Apakah kalian berdua hendak membodohi orang
lemah di antara kami? Jauhilah kami jika kalian ada keperluan untuk diri
kalian.” Mush’ab berkata, “Silahkan duduk agar engkau bisa mendengar apa yang
hendak kusampaikan. Jika engkau suka terhadap sebagiannya, maka engkau bisa
menerima, dan jika engkau tidak menyukainya, maka engkau tidak perlu menerima
apa yg tdk engkau sukai. “Engkau cukup adil“ kata Usaid, sembari menancapkan
tombak di tanah lalu duduk.
Mush’ab
menjelaskan Islam dan membacakan ayat2 Al-Qur’an kepadanya. Mush’ab berkata,
“Demi Allah, aku sudah bisa melihat rona Islam di wajahnya sebelum dia sempat
bicara. Aku bisa melihatnya lewat keceriaan wajah dan bibirnya yg komat-kamit.
“Alangkah
bagus dan indahnya hal ini!” kata Usaid. Lalu bertanya, “ Apa yg kalian lakukan
jika kalian hendak masuk agama ini?”
Mereka menjawab, “Hendaklah engkau
mandi, membersihkan pakaian, kemudian memberikan kesaksian yg benar, kemudian
shalat 2 rakaat. Usaid langsung beranjak untuk mandi, membersihkan pakaiannya,
membaca syahadatain dan shalat 2 rakaat. Setelah itu dia berkata, “Dibelakangku
ada seorang laki2. Jika dia mau mengikuti seruan kalian, maka tak seorangpun
dari kaumnya yg menyalahinya. Orang yg dimaksud adalah Sa’d bin Mu’adz.
Usaid mengambil tombaknya lalu
pergi menemui Sa’d yg sedang duduk bersama kaumnya dib alai pertemuan. “Aku
bersumpah demi Allah, bahwa Usaid mendatangi kalian ini dengan rona wajah yg
berbeda dengan saat dia meninggalkan kalian,” Kata Sa’d kepada kaumnya.
Sa’d bertanya kepada Usaid, “Apa
yg telah engkau lakukan?” Usaid menjawab, “Tadi berbicara dengan 2 orang
tersebut. Demi Allah, aku tdk melihat kedua org itu mempunyai kekuatan. Aku
sudah melarangnya, namun keduanya justru berkata, “Kami akan melakukan apa yg
engkau sukai. Aku pernah menuturkan kepadamu bahwa suatu kali Bani Haristsah
berbondong2 menemui As’ad bin Zurarah untuk menghabisinya, karena mereka tahu
bahwa dia adalah anak bibimu. Dengan tindakan itu mereka hendak melanggar
perjanjian denganmu.”
Karena diingatkan dengan peristiwa
tersebut, Sa’d bangkit dengan marah mengambil tombaknya lalu menghampiri As’ad
bin Zurarah dan Mush’ab. As’ad bin Zurarah dan Mush’ab melakukan hal yg sama
dengan apa yg dilalkukannya pada Usaid dan Sa’d, sehingga Sa’d pun masuk Islam.
Ketika dia telah memeluk Islam,
Sa’d berdiri dihadapan kaumnya seraya berkata, “ Wahai Bani Abdil Asyhal, apa
yang kalian ketahui tentang kedudukanku di tengah kalian? “
Mereka menjawab, “Engkau adalah
pemimpin kami dan orang yg paling jitu pendapatnya serta nasihatnya paling kami
percaya.”
“Siapapun diantara kalian, laki2
maupun wanita tdk boleh berbicara denganku kecuali jika kalian telah beriman
kepada Allah dan Rasulnya,” kata Sa’d. Hingga sore harinya, tak seorangpun
diantara mereka melainkan sudah memeluk Islam, kecuali 1 orang yaitu
Al-Ushairim. Dia menangguhkan keislamannya hingga perang Uhud. Pada saat perang
Uhud dia masuk Islam, lalu ikut perang dan terbunuh sebagai syahid. Sementara
sekali sujud pun kepada Allah dia blm pernah lakukan.
Untuk itu Rasulullah SAW bersabda,
“Dia mengerjakan yg sedikit namun dpt pahala yg melimpah.
Mush’ab bin Umair kembali ke
Mekkah untuk menyampaikan kabar keberhasilannya dan keadaan penduduk Yatsrib yg
sudah memiliki kekuatan dan siap memberi perlindungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar