Kamis, November 29

BAIAT AQABAH PERTAMA

          Al-Bukhary meriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah SAW  bersabda, “ Kemarilah dan berbaitlah kalian kepadaku untuk tidak menyekutukan sesuatu pun dengan Allah, tdk mencuri, tdk berzina, tdk membunuh anak2 sendiri, tdk akan berbuat dosa yg kalian ada-adakan antara tangan dan kaki kalian, tdk mendurhakaiku dlm urusan yg baik. Barang siapa diantara kalian menepatinya, maka pahalanya ada pada Allah. Barang siapa mengambil sesuatu dari yg demikian ini, lalu dia disiksa di dunia, maka itu merupakan ampunan dosa baginya, dan barang siapa mengambil sesuatu dari yg demikian itu lalu Allah menutupinya, maka urusannya terserah Allah. Jika menghendaki Dia menyiksanya dan jika menghendaki Dia akan mengampuninya. Setelah baiat itu terlaksana   secara sempurna, maka dikirimlah duta pertama ke Yatsrib yaitu Mush’ab bin Umair Al-Abdary.
                Suatu hari As’ad bin Zurarah pergi bersama Mush’ab dengan tujuan perkampungan Bani Abdul-Asyhal dan Bani Zhafar.  Mereka memasuki kebun milik Bani Zhafar lalu duduk di dekat sumur Maraq. Beberapa orang yg sdh masuk Islam berkumpul disekeliling mereka. Sementara saat itu Sa’d bin Mu’adz dan Usaid bin Hudhair yang menjadi pemimpin kaum Bani Al-Asyhal masih musyrik. Ketika keduanya mendengar kedatangan As’ad bin Zurarah dan Mush’ab, Sa’d berkata kepada Usaid, “Pergilah dan temuilah dua orang yg dtg untuk membodohi orang yg lemah diantara kita. Hardiklah dan halangi mereka berdua agar tidak mendatangi perkampungan kita.”
                Setelah tiba di depan keduanya, beliau berdiri dengan wajah yg muram. Usaid berkata, “Apa yg kalian bawa kepada kami? Apakah kalian berdua hendak membodohi orang lemah di antara kami? Jauhilah kami jika kalian ada keperluan untuk diri kalian.” Mush’ab berkata, “Silahkan duduk agar engkau bisa mendengar apa yang hendak kusampaikan. Jika engkau suka terhadap sebagiannya, maka engkau bisa menerima, dan jika engkau tidak menyukainya, maka engkau tidak perlu menerima apa yg tdk engkau sukai. “Engkau cukup adil“ kata Usaid, sembari menancapkan tombak di tanah lalu duduk.
                Mush’ab menjelaskan Islam dan membacakan ayat2 Al-Qur’an kepadanya. Mush’ab berkata, “Demi Allah, aku sudah bisa melihat rona Islam di wajahnya sebelum dia sempat bicara. Aku bisa melihatnya lewat keceriaan wajah dan bibirnya yg komat-kamit.
                “Alangkah bagus dan indahnya hal ini!” kata Usaid. Lalu bertanya, “ Apa yg kalian lakukan jika kalian hendak masuk agama ini?”
Mereka menjawab, “Hendaklah engkau mandi, membersihkan pakaian, kemudian memberikan kesaksian yg benar, kemudian shalat 2 rakaat. Usaid langsung beranjak untuk mandi, membersihkan pakaiannya, membaca syahadatain dan shalat 2 rakaat. Setelah itu dia berkata, “Dibelakangku ada seorang laki2. Jika dia mau mengikuti seruan kalian, maka tak seorangpun dari kaumnya yg menyalahinya. Orang yg dimaksud adalah Sa’d bin Mu’adz.
Usaid mengambil tombaknya lalu pergi menemui Sa’d yg sedang duduk bersama kaumnya dib alai pertemuan. “Aku bersumpah demi Allah, bahwa Usaid mendatangi kalian ini dengan rona wajah yg berbeda dengan saat dia meninggalkan kalian,” Kata Sa’d kepada kaumnya.
Sa’d bertanya kepada Usaid, “Apa yg telah engkau lakukan?” Usaid menjawab, “Tadi berbicara dengan 2 orang tersebut. Demi Allah, aku tdk melihat kedua org itu mempunyai kekuatan. Aku sudah melarangnya, namun keduanya justru berkata, “Kami akan melakukan apa yg engkau sukai. Aku pernah menuturkan kepadamu bahwa suatu kali Bani Haristsah berbondong2 menemui As’ad bin Zurarah untuk menghabisinya, karena mereka tahu bahwa dia adalah anak bibimu. Dengan tindakan itu mereka hendak melanggar perjanjian denganmu.”
Karena diingatkan dengan peristiwa tersebut, Sa’d bangkit dengan marah mengambil tombaknya lalu menghampiri As’ad bin Zurarah dan Mush’ab. As’ad bin Zurarah dan Mush’ab melakukan hal yg sama dengan apa yg dilalkukannya pada Usaid dan Sa’d, sehingga Sa’d pun masuk Islam.
Ketika dia telah memeluk Islam, Sa’d berdiri dihadapan kaumnya seraya berkata, “ Wahai Bani Abdil Asyhal, apa yang kalian ketahui tentang kedudukanku di tengah kalian? “
Mereka menjawab, “Engkau adalah pemimpin kami dan orang yg paling jitu pendapatnya serta nasihatnya paling kami percaya.”
“Siapapun diantara kalian, laki2 maupun wanita tdk boleh berbicara denganku kecuali jika kalian telah beriman kepada Allah dan Rasulnya,” kata Sa’d. Hingga sore harinya, tak seorangpun diantara mereka melainkan sudah memeluk Islam, kecuali 1 orang yaitu Al-Ushairim. Dia menangguhkan keislamannya hingga perang Uhud. Pada saat perang Uhud dia masuk Islam, lalu ikut perang dan terbunuh sebagai syahid. Sementara sekali sujud pun kepada Allah dia blm pernah lakukan.
Untuk itu Rasulullah SAW bersabda, “Dia mengerjakan yg sedikit namun dpt pahala yg melimpah.
Mush’ab bin Umair kembali ke Mekkah untuk menyampaikan kabar keberhasilannya dan keadaan penduduk Yatsrib yg sudah memiliki kekuatan dan siap memberi perlindungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar