Kamis, November 29

BAIAT AQABAH KEDUA




          Pada musim haji tahun ketiga belas dari Nubuwah, tepatnya pada bulan Juni 622M, lebih dari 70 muslim penduduk Yatsrib dating ke Makkah untuk melaksanakan manasik haji. Mereka dtg bersama rombongan kaumnya yg masih musyrik. Semenjak dari rumah dan di tengah perjalanan, mereka yg sudah masuk Islam ­­itu saling bertanya-tanya, “Sampai kapan kita membiarkan Rasulullah Saw berkeliling, diusir dan dilanda ketakutan di gunung2 Makkah?
                Kami pergi untuk menunaikan haji, yg sebelumnya mereka sudah berjanji kepada Rasulullah Saw untuk bertemu di Aqabah pada pertengah hari2 Tasyriq. Kami mengajak Abdullah bin Amr bin Haram untuk bergabung. Lalu kami katakana kepadanya, “Wahai Abu Jabir, sesungguhnya engkau adalah pemimpin kami dan orang terhormat diantara kami. Kami tidak ingin jika engkau menjadi bahan bakar api neraka di kemudian hari. “Lalu kami mengajaknya masuk Islam dan kami beritahu pula janji kami untuk bertemu Rasulullah Saw di Aqabah. Saat itu juga dia menyatakan masuk Islam dan bersama-sama kami ikut ke Aqabah dan kami angkat jadi pemimpin rombongan.
                Pada malam itu kami tidur di tengah rombongan kaum kami. Setelah lewat 1/3 malam, kami keluar dari rombongan menuju tempat yg sudah kami janjikan untuk bertemu Rasulullah Saw. Kami yg berkumpul di bukit Aqabah berjumlah 73 org laki2 dan 2 wanita, yaitu Ummu Ammarah dari Bani Mazin dan Ummu Mani’ dari Bani Salamah.
                Kami berkumpul di Bukit menunggu hingga Rasulullah Saw mendatangi kami beserta paman beliau, Al-Abbas bin Abdul-Muththalib.

Klausul Baiat
Inilah Klausul baiat yg disampaikan Rasulullah Saw:
1.       Untuk mendengar dan taat tatkala semangat maupun malas
2.       Untuk menafkahkan harta tatkala sulit maupun mudah
3.       Untuk menyuruh kepada yg ma’ruf dan mencegah dari yg munkar
4.       Untuk tegak berdiri kar Allah dan tdk merisaukan celaan orang yg suka mencela krn Allah
5.       Hendaklah kalian menolongku jika aku dating kepada kalian, melindungiku sebagaimana kalian melindungi diri, istri dan anak2 kalian, dan bagi kalian adalah surga.

Abul-Haitsam bin At-Taihan berkata pada rasulullah, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya antarakami dan orang2 selain kami (Yahudi) ada hubungan persahabatan. Jika kami memutuskan hubungan itu dgn mereka, apakah ada kemungkinan jika Allah sudah memenangkan engkau, lalu engkau pergi meninggalkan kami?”
Beliau tersenyum lalu bersabda, “Darah dengan darah, kebinasaan dengan kebinasaan. Aku adalah bagian darimu dan kalian adalah bagian dariku. Aku memerangi siapapun yg memerangi kalian dan aku berdamai dengan siapapun yg berdamai dgn kalian.




Pelaksanaan Baiat
            Setelah ada penetapan klausul2 baiat secara mantap, maka dimulailah baiat dengan cara berjabat tangan. Jabir menuturkan “Lalu kami laki2 bangkit menghampiri Rasulullah secara bergiliran, lalu membaiat kami dan berjanji akan memberikan surge kepada kami.” Sedangkan baiat terhadap 2 wanita yg hadir hanya dengan perkataan semata krn Rasulullah Saw tdk pernah berjabat tangan dengan wanita lain yg bukan mahramnya.

Dua Belas Pemuka Kaum
                Setelah proses baiat selesai, Rasulullah bersabda, “Tunjukkan 12 org diantara kalian untuk menjadi pemimpin bagi kaumnya dan bertanggung jawab terhadap mereka.”

                Seketika pula mereka menunjuk 12 orang pemuka.
9 orang dari Khazraj:
1.       As’ad bin Zurarah bin Ads
2.       Sa’d bin Ar-Rabi’ bin Amr
3.       Abdullah bin Rawawah bin Tsa’labah
4.       Rafi’ bin Malik bin Al-Ajlan
5.       Al-Barra’ bin Ma’rur bin Shahr
6.       Abdullah bin Amr bin Haram
7.       Ubadah bin Ash-Shamit bin Qais
8.       Sa’d bin Ubadah bin Dulaim
9.       Al-Mundzir bin Amr bin Khunais
3 orang dari Aus:
1.       Usaid bin Hudhair bin Sammak
2.       Sa’d bin Khaitsamah bin Al-Harits
3.       Rifa’ah bin Abdul-Mundzir bin Subair

Pada saat2 terakhir pelaksanaan baiat, tiba2 ada salah seorang syetan dari musyrikin mengetahui kejadi tersebut dan berteriak, “Wahai orang2 yg berada di dalam rumahnya, apakah kalian menghendaki Muhammad dan orang2 yg keluar dari agamanya berkumpul bersamanya? Mereka telah berkumpul di tempat pengembalaan kalian.”
Rasulullah Saw bersabda, “Ini adalah krisis Aqabah. Demi Allah wahai musuh Allah, aku benar2 akan menanganimu. ”Lalu beliau memerintahkan agar mereka kembali ke tenda mereka masing2.
Tatkala mendengar seruan orang musyrik tersebut, ,maka Al-Abbas bin Ubadah bin Nadhlah berkata, “Demi yg mengutus engkau dgn benar, jika engkau berkenan, besok kami bisa menghabisi penduduk Mina dengan pedang2 kami.
Beliau bersabda, ”Kami tidak diperintahkan untuk itu. Kembali saja ke tenda2 kalian.” Maka mereka pun kembali ke tenda masing2 dan tidur.
Begitulah kisah Baiat Aqabah 2 yg juga dikenal dgn istilah Baiat Aqabah Kubra. Baiat ini berjalan mulus dengan mencerminkan rasa cinta, loyalitas, tolong-menolong sesame orang mukmin, kepercayaan, keberanian dan keteguhan dalam meniti jalan ini. Penduduk Yatsrib yg mukmin merasa amat kasihan terhadap nasib saudaranya sesame mukmin yg lemah di Makkah dan benar2 marah terhadap orang2 yg berbuat zalim kepadanya. Rasa cinta benar2 merasuk ke dalam sanubari sekalipun mereka berjauhan.
Perasaan ini tumbuh bukan karena apa2, tp krn dorongan rasa iman kepada Allah, Rasul-nya, dan Kitab-Nya. Ini adalah iman yg tidak akan pudar sekalipun harus menghadapi kekuatan orang2 yg zalim. Ini adalah iman yg apabila anginya sudah berhembus, tentu akan mendatangkan keajaiban dalam keyakinan dan tindakan. Dengan iman seperti inilah orang2 muslim mampu menorehkan kehebatan dalam lembaran zaman dan meninggalkan jejak yg abadi tanpa ada tandingannya sepanjang sejarah kehidupan manusia.




               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar